Jika berbicara aliran dalam teologi
kita mengenal adanya paham jabariyah, yang beranggapan apa yang terjadi adalah
sudah merupakan takdir ketentuan Tuhan, paham ini juga sering disebut
fatalisme. Paham ini sering dilawankan dengan Qadariyah, yang beranggapan bahwa
hidup kita tak hanya ketetapan Tuhan, namun juga ada campur tangan manusia. Sehingga
kita tidak bisa semata-mata menyerahkan bahwa apa yang terjadi adalah takdir
ataupun ketetapan Tuhan.

Masalah sudah teridentifikasi,
solusi sudah ada. Namun untuk memulai solusi tersebut tak semuanya lancar. Ada berbagai
macam faktor yang turut mempengaruhi dalam mencapai solusi tersebut. Diantaranya
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Sebenarnya, yang menjadi pembahasan
tulisan ini tak jauh dari kehidupan seputar pendidikan. Kita sedang membincang
linearitas, namun bukan linearitas studi pertama kita dengan studi ke dua dan
seterusnya yang telah kita lalui. Kita sedang membincang linearitas antara
studi yang kita lakoni dengan hati kita. Dalam studi yang kita lakoni saat ini, mungkin
orang-orang melihat kita sangat enjoy dan bahkan menguasai apa yang kita lakoni.
Tidak ada yang mau tahu, apakah yang
kita lakoni saat ini, linear dengan hati dan perasaan, dan saya rasa tidak!! ada keinginan untuk merubah jalan, karena kita tahu, bahwa untuk menemukan lorong yang lain
harus ada ledakan besar. Dalam penciptaan ledakan besar tersebut kita
membutuhkan piranti, dan piranti yang kita butuhkan adalah dukungan dari ketiga
sektor tersebut, yaitu keluarga, sekolah dan juga masyarakat. Realitas, tak
semuadah apa yang diteorikan, itu sudah jelas. Dan ketika telah demikian halnya
kita hanya bisa berkata, ini adalah takdir Tuhan! Jabariyah lagi kan...
0 komentar:
Posting Komentar