Yang mendapatkan sepotong senja dari
Sukab,
Orang yang sangat mencintainya,
Walau Alina tak pernah menaruh rasa
padanya,
Ia keratkan senja yang keemasan itu,
lalu ia masukkan dalam amplop
Melalui pak pos senja itu sampai
pada Alina, walaupun sepuluh tahun.
Tetap saja Alina adalah perempuan
yang beruntung, dan aku tak seberuntung ia.
Aku menyaksikan senja, bukan di tepi
pantai seperti Alina
Aku menikmati senja diantara padi
yang baru di semai,
Diantara persawahan di persimpangan
jalan,
Senja keemasan itu yang aku sesali
hingga saat ini
Hingga aku berangan-angan ingin
berjalan mundur,
Hingga aku sampai pada senja itu,
Lalu akan kulakukan hal yang sama
seperti yang dilakukan Sukab,
Kukerat senja itu kumasukkan dalam
toples kaca
Ya..toples kaca, karena aku tak akan
mengirimnya pada siapa-siapa, jadi aku tak membutuhkan amplop seperti Sukab.
Dari toples kaca mungkin aku akan
bisa melihat,
sepotong senja dan kisah hari itu,
Sebuah perjumpaan yang aku tak ingin
terikat dengan waktu,
Aku hanya menginginkan senja yang
abadi,
Yang tak akan berubah menjadi malam
yang gelap gulita,
Biarlah itu menjadi senja yang
panjang,
Hingga aku bosan memandangimu
Ahhh..senja itu, senja yang aku
sesalkan
Kenapa aku tak mengeratnya dan
memasukkannya dalam toples kaca,
Lengkap dengan udara khas pedesaan
hijaunya padi
Dan ia yang membuatku jatuh cinta
Senja itu, adalah senja yang aku
sesali hingga kini,
Senja yang membuatku jatuh cinta
pada warna putih,
Selain jingga dalam abadinya.