Kopi, Senja dan Pelangi


Kopi, adalah sosok bijaksana berkarisma dan punya jiwa leadership yang kuat. Sementara senja adalah sosok apa adanya. Dia bisa dalam segala hal dalam porsinya, artinya ia tak punya keunggulan dalam satu bidangpun, namun ia selalu bisa untuk menjadi apa yang dituntutkan kepadanya. Sedangkan pelangi ia adalah sosok yang cekatan, lemah lembut, dan juga misterius, (menurut si kopi). Cerita ini mengisahkan antara karakter-karakter yang berkamuflase dalam tokoh kopi, senja dan pelangi.
Berawal dari pertemuan cangkir kopi pada suatu senja, itu adalah senja yang sangat indah dimana langit berwarna keemasan dan menunjukkan keanggunannya. Terjadi dialog cukup panjang antara kopi dan senja. Mulai dari berbincang tentang hal pribadi, sengkarut negara kecil, hingga sengkarut negara besar. Karena memang pada saat itu kopi dan senja sedang dalam keadaan memegang pucuk pimpinan sebuah negara kecil. Dalam waktu ini kawan kopi dan kawan senja meminta kepada kopi dan senja agar mereka berkoalisi, entah misi apa yang kawan kopi dan senja bawa sehingga harus mempersatukan kutub barat dan timur negara kecil, mungkin mereka bosan dengan drama yang dipertontonkan elit politik negara besar.
Kopi dan senja tak pernah menghiraukan ocehan kawan-kawan, mereka terus berdialog tentang apa saja. Dari situ senja kagum terhadap kopi, pemikirannya yang visioner dan bijaksana layak membawa dirinya menjadi presiden negara kecil. Dengan pulang membawa rasa kagumnya senjapun meninggalkan kopi menuju kutub asalnya, negara timur. Sementara kopi pemilik kutub negara barat menjalani kehidupannya sebagaimna biasanya, namun sekali lagi tak ada yang bisa mengklarifikasi apa yang dirasakan dan dialami kopi setelah bertemu senja.
Kopi dan senja adalah padanan yang cocok yang Tuhan ciptakan diantara milyaran ciptaan-Nya. Namun apa daya, senja tetaplah senja ia adalah sesuatu yang akan muncul ketika waktunya tiba walau kadang senja tak seindah yang orang inginkan, menampakkan sinar keemasan dan semburat jingga diufuk barat, namun senja akan selalu ada dengan apa adanya. Jika kita beruntung kita dapat menjumpai senja yang indah, namun jika tidak kita juga akan tetap menyebut itu adalah waktu senja walau tanpa semburat jingga.
Pelangi juga merupakan sosok yang hebat, layaknya kopi dan senja. Ia merupakan bagian penting disebuah negara kecil yang lain. Menurut kopi pelangi adalah sosok yang cerdas dan misterius. Yang sangat lebih baik dan lebih indah jika dibandingkan dengan senja. Lalu kopipun merapat pada pelangi, membangun sebuah visi bersama yang tak pernah diketahui oleh siapapun, bahkan oleh senja sekalipun.
Senja tak seperti pelangi, yang ia jauh lebih indah dan lebih kaya warna dari pada hanya sekedar semburat jingga. Pelangi punya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu tak seperti senja yang hanya punya jingganya. Senjapun tak pernah tau bagaimana sebenarnya pelangi itu, ia hanya tahu pelangi dari hasil bacanya terhadap tulisan kopi yang ia sendiri tidak tau seberapa besar subjektivitas kopi dalam mendefinisikan pelangi. Yang senja tahu pelangi adalah sosok sempurna yang sangat diharapkan kopi, dan senja sangat jauh jika dibandingkan dengan pelangi.
Senja hanya bisa terdiam menikmati keindahan kopi pelangi yang baginya harus terpaksa berucap indah, padahal tidak demikian rasanya. Senja selalu ingat apa yang disampaikan kopi kala senja pertama mereka dipertemukan. Namun sepertinya antara kopi dan senja memiliki jalannya masing-maasing hingga membuat kopi bermuara pada pelangi dan tak bertemu senja, kecuali jika takdir berkata lain.
Tak peduli dengan keindahan yang ala kadarnya senja tetaplah senja dengan satu warna jingganya, yang ia selalu ada tiap harinya walau kadang kita tak beruntung menyaksikan indahnya. Tapi ia tetap ada tiap harinya, tak seperti pelangi yang hanya muncul dalam waktu tertentu. Ahh..apalah itu baik senja atau pelangi selagi ada kopi akan ada negeri yang bersuka cita bukan berduka cita.

By: (k)Opi Senja
Batu, 26-2-2015

          

0 komentar:

Posting Komentar